Skip to main content

HUTANG "MBATANG"

Somewhere, 12 Mei 2008

Ahad kemarin (11/5), merupakan hari yang melelahkan buatku. Malam sebelumnya aku baru tidur jam 1, setelah jalan-jalan sama teman-teman IPNU-IPPNU ke Taman Bungkul lalu makan-makan di Rungkut.
Pengenya sih bales dendam tidur sampe jam 10 pagi. Tapi gak taunya jam 6 pagi sudah diobrak-obrak sama bokap buat ngaji di Gus Wahab. Sepulang ngaji, setumpuk pakaian menanti untuk dicuci. Ya, udah deh, nyuci dulu. Habis nyuci, lagi-lagi niat muliaku untuk tidur sepuasnya batal. Nyokap nyuruh bantu-bantu tukang bor sumur.
Ba'da Dhuhur, belum hilang capek di badan dan belum terbayarkan tidur sejenak, aku sudah harus meluncur ke arena rapat BPH PAC hingga sore.
Habis Maghrib, aku harus memenuhi janjiku kepada Suto untuk menuntaskan pekerjaan Tafkar di Basecamp. Di sanalah aku melek'an sendirian diiringi dentuman musik speaker aktive dan sebungkus kopi, lalu di mana Suto?
Dia tidur di kamar. Aku memakluminya, karena keesokan pagi dia harus kerja.
Pekerjaanku baru kelar jam 6 pagi. Setelah itu, aku membayar hutang "Mbatang". Tidur sendirian di basecamp sampe jam 10 siang. Tapi jujur, itu masih kurang. Tapi aku harus pulang.

Comments

Popular posts from this blog

Kawal Gerakan 10.000 Sebulan dengan Fintech

Salah satu yang menarik perhatian saya pada Munas Ikapete tahun ini adalah launching Gerakan 10.000 Sebulan. Ini adalah gagasan besar yang melibatkan hal kecil. Barangkali ada yang mencibir kok 10.000? Kenapa tidak 100.00 saja? Itu kan terlalu receh? Biar! Asal tahu saja, roda ekonomi Indofood CBP Tbk. bisa berputar karena peran recehan. Coba kalau Indomie produk mie sejuta ummat yang dimiliki Indofood itu dijual  dengan harga 100.000 per bungkus. Belum satu tahun bisa tutup itu pabrik. Tutup bukan karena ongkos produksinya besar tapi karena jualannya tidak laku. Ibarat mencari ikan, Gerakan 10.000 Sebulan menurut saya adalah menjaring bukan memancing. Harus diakui alumni Tebuireng yang tersebar di seantero dunia ini selain jumlahnya banyak juga berasal dari beragam kelas sosial ekonomi. Mulai dari yang berprofesi sebagai pengusaha, pengacara, sampai sopir truk ekspedisi. Asli, yang terakhir itu salah satu teman satu angkatan saya. Kemampuan ekonomi mereka pun beragam. Mulai d...

Algoritma Google dalam Menerka

Google perusahaan pencari paling besar di bumi selain semakin menggila, juga semakin tidak masuk akal perkembangannya. Algoritma yang dikembangkan google membuat kesok tahuan google bermetamofosis menjadi keserba tahuan. Dulu untuk mencari data menggunakan mesin pencari semacam google diperlukan trik-trik khusus. Yakni dengan menambahkan algoritma pemrograman. Di antara trik itu bisa dibaca di sini . Kita perlu menambahkan AND, OR, *, -, &, dan lain sebagainya ke dalam pencarian kita. Lebih rincinya silakan dibaca di artikel tersebut. Artikel itu ditulis pada 2008. Sekarang. 11 tahun dari artikel itu ditulis. Algoritma google sudah mengalami kemajuan pesat. Suatu malam, tetangga saya punya hajat. Manten. Agak jauh dari rumah. Tapi suara sound systemnya terdengar cukup jelas dari kamar tidur saya. Afham yang saat itu mendengar sebuah lagu dari acara mantenan secara refleks menirukan. Entah darimana ia mengenal lagu itu. Hanya saja ia melafalkan lirik yang salah. Saat ...

Rajabiyah dan Kemeriahannya

  Waktu itu sekitar November 1998. Para santri baru saja kembali dari menikmati liburan caturwulan I di bulan Oktober. Sekembali ke pondok, sebagai santri yang baru mondok empat bulan saya dikejutkan dengan kemeriahan di Tebuireng. Kemeriahan itu bernama Rajabiyah. Sebuah kegiatan yang rutin tiap tahun dihelat oleh para santri secara mandiri. Mereka urunan sendiri, membentuk kepanitiaan sendiri, mengurus segala detailnya sendiri. Setiap komplek di Tebuireng menggelar kegiatan Rajabiyah. Pun dengan Orda (Organisasi Daerah) juga menggelar kegiatan dengan tema yang sama. Kemeriahan Rajabiyah ini persis seperti kemeriahan Agustusan di kampung. Berbagai lomba digelar. Mulai dari lomba ilmiah semacam lomba baca kitab, lomba pidato, lomba adzan, lomba bilal, lomba cerdas cermat, lomba kaligrafi dan semacamnya. Sampai dengan lomba non ilmiah yang bernuansa hiburan seperti balap karung, kepruk kendil, sepak bola, makan krupuk dan lomba aneh-aneh lainnya. Untuk lomba non ilmiah ini nampak ma...