Skip to main content

Algoritma Google dalam Menerka

Google perusahaan pencari paling besar di bumi selain semakin menggila, juga semakin tidak masuk akal perkembangannya. Algoritma yang dikembangkan google membuat kesok tahuan google bermetamofosis menjadi keserba tahuan.
Dulu untuk mencari data menggunakan mesin pencari semacam google diperlukan trik-trik khusus. Yakni dengan menambahkan algoritma pemrograman. Di antara trik itu bisa dibaca di sini. Kita perlu menambahkan AND, OR, *, -, &, dan lain sebagainya ke dalam pencarian kita. Lebih rincinya silakan dibaca di artikel tersebut.
Artikel itu ditulis pada 2008. Sekarang. 11 tahun dari artikel itu ditulis. Algoritma google sudah mengalami kemajuan pesat.
Suatu malam, tetangga saya punya hajat. Manten. Agak jauh dari rumah. Tapi suara sound systemnya terdengar cukup jelas dari kamar tidur saya. Afham yang saat itu mendengar sebuah lagu dari acara mantenan secara refleks menirukan. Entah darimana ia mengenal lagu itu. Hanya saja ia melafalkan lirik yang salah. Saat itu lagu yang ia tirukan adalah lagu Andmesh yang berjudul Cinta Luar Biasa.
Tapi Afham menyanyikan dengan lirik yang salah, lirik yang ia lantunkan adalah:
Aku tak punya rumah
Aku tak punya harta
Pada lirik aslinya, kata rumah seharusnya adalah bunga.
Afham pun bertanya, "Yah, ini lagu apa?"
"Entahlah, cari saja di youtube?" jawab saya.
"Judulnya apa?" rupanya ia bersiap melakukan penelusuran dengan HPnya.
Saya berpikir agak lama. Lupa siapa nama penyanyinya, apa judul lagunya.
Afham terus menagih. Akhirnya saya ambil HPnya, lalu saya ketikkan kata : Lagu Aku Tak Punya Rumah.
Kamu tahu apa hasil pencariannya?
Ternyata alogoritma google berhasil menebak lagu yang dimaksud meskipun dengan lirik yang salah.
Berikut screenshotnya. (screenshot ini dilakukan di komputer bukan di HP).


Update
Kemarin anak saya si Afham Mafazan lagi seneng-senengnya mendengar latihan qiroahnya Syamsuri Firdaus dan beberapa bocah di sebuah rumah. Ayat yang dilantunkan itu berbunyi:
والذين معه أشدّاء على الكفرار رحماء بينهم
Para bocah dengan didampingi Syamsuri Firdaus, juara MTQ internasional kapan hari, melantunkan ayat itu secara bergantian dengan irama yang sama. Namun yang mengasyikkan adalah warna suara mereka yang berbeda-beda.
Iseng-iseng saya search youtube di hp istri saya yang dengan menggunakan pencarian suara dengan melantunkan  ayat tersebut persis menirukan irama yang dipakai bocah-bocah itu (jangan beranggapan suara saya sebagus mereka ya). Dan, tada. Muncullah video mereka.

Comments

Popular posts from this blog

Belum Berangkat Sudah Rindu

Hari ini, Senin, 1 Juli 2019 adalah hari saya mulai tinggal di Malang untuk kegiatan PPG. Kamu tahu bagaimana rasanya meninggalkan anak istri di rumah untuk 2 bulan? Sesek. Padahal saya punya pengalaman jauh dari orang tua selama 6 tahun. Bahkan kegiatannya lebih berat, nyantri. Fasilitas pun seadanya. Berbeda dengan sekarang. Kegiatan PPG yang akan berakhir September kelak itu saya tinggal di kos yang tentu saja fasilitasnya lebih baik daripada ketika mondok dulu. Tapi ini bukan persoalan kenyamanan fisik. Ini adalah persoalan kenyamanan psikis. Dulu ketika awal-awal mondok. Pas lagi kangen-kangennya dengan orang tua, saya berpikir bahwa yang kangen hanya saya saja. Kini setelah saya berumah tangga dan punya anak saya jadi mengerti, rasa rindu orang tua kepada anaknya ketika terpisah jarak tidak kalah menyesakkan. Padahal kegiatan saya ini hanya 2 bulan bukan 6 tahun, itupun tiap akhir pekan saya bisa pulang sebentar. Tapi kamu tahu bagaimana perasaan saya semalam? Rasanya ingin saya ...

Rajabiyah dan Kemeriahannya

  Waktu itu sekitar November 1998. Para santri baru saja kembali dari menikmati liburan caturwulan I di bulan Oktober. Sekembali ke pondok, sebagai santri yang baru mondok empat bulan saya dikejutkan dengan kemeriahan di Tebuireng. Kemeriahan itu bernama Rajabiyah. Sebuah kegiatan yang rutin tiap tahun dihelat oleh para santri secara mandiri. Mereka urunan sendiri, membentuk kepanitiaan sendiri, mengurus segala detailnya sendiri. Setiap komplek di Tebuireng menggelar kegiatan Rajabiyah. Pun dengan Orda (Organisasi Daerah) juga menggelar kegiatan dengan tema yang sama. Kemeriahan Rajabiyah ini persis seperti kemeriahan Agustusan di kampung. Berbagai lomba digelar. Mulai dari lomba ilmiah semacam lomba baca kitab, lomba pidato, lomba adzan, lomba bilal, lomba cerdas cermat, lomba kaligrafi dan semacamnya. Sampai dengan lomba non ilmiah yang bernuansa hiburan seperti balap karung, kepruk kendil, sepak bola, makan krupuk dan lomba aneh-aneh lainnya. Untuk lomba non ilmiah ini nampak ma...