Skip to main content

MISTERI LAGU GABY


Kamar, 27 Mei 2008


Pernah ada rasa cinta
Antara kita kini tinggal kenangan
Ingin kulupakan
Semua tentang dirimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh bintangku
(versi piano) Namun bayangmu slalu ada dalam setiap langkahku

Reff:
Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Di sini aku merindukan dirimu
Kini kucuba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu oh kekasih

Kalo ga' salah lirik di atas judulnya "Jauh". Tapi di file infonya mp3, berjudul "Jauh Kau Pergi (Tinggal Kenangan)".
Meskipun indie, lagu ini banyak banget penggemarnya. Setahuku yang nyanyiin bernama Gaby. Awalnya aku kirain Gaby Idol, ternyata bukan.
Setelah aku cari-cari datanya di internet, ternyata penyanyinya ada banyak versi. Gaby, Egi, Ega, Debi de el el. Mana yang bener aku gak tau.
Banyak yang cerita sejarah lagu ini bermula dari sepasang kekasih yang naik motor lalu kecelakaan dan masuk rumah sakit. Si cowok meninggal dunia, lalu si cewek yang konon bernama Gaby ini menciptakan lagu di atas dan menyanyikannya di depan jasad kekasihnya. Setelah itu Gaby bunuh diri. Ini hanya salah satu versinya saja. Ada yang bilang matinya gantung diri, ada yang bilang matinya loncat ke jurang.
Namun band Caramel yang menyanyikan lagu itu, membantah semua cerita-cerita yang beredar.
Terlepas dari itu semua, saya sudah mendengarkan lagu itu, meski agak telat juga dibanding teman-teman yang lain. Saya punya dua versi. Versi akustik dan versi piano. Liriknya sama, hanya pada baris kelima saja yang beda.
Kualitas rekamnya pas-pasan, tapi jujur kalo menghayati liriknya, hati lumayan tersentuh juga apalagi sambil ngebayangin adegan ditinggal kekasihnya mati.

Pelajaran yang bisa kita ambil:
Betapa kita harus siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi pada diri kita. Kemungkinan terburuk sekalipun. Kemungkinan ditinggal mati kekasih tercinta juga termasuk.
Jika tidak siap, bunuh yang mustahil bakal kita lakukan.

Comments

Popular posts from this blog

Algoritma Google dalam Menerka

Google perusahaan pencari paling besar di bumi selain semakin menggila, juga semakin tidak masuk akal perkembangannya. Algoritma yang dikembangkan google membuat kesok tahuan google bermetamofosis menjadi keserba tahuan. Dulu untuk mencari data menggunakan mesin pencari semacam google diperlukan trik-trik khusus. Yakni dengan menambahkan algoritma pemrograman. Di antara trik itu bisa dibaca di sini . Kita perlu menambahkan AND, OR, *, -, &, dan lain sebagainya ke dalam pencarian kita. Lebih rincinya silakan dibaca di artikel tersebut. Artikel itu ditulis pada 2008. Sekarang. 11 tahun dari artikel itu ditulis. Algoritma google sudah mengalami kemajuan pesat. Suatu malam, tetangga saya punya hajat. Manten. Agak jauh dari rumah. Tapi suara sound systemnya terdengar cukup jelas dari kamar tidur saya. Afham yang saat itu mendengar sebuah lagu dari acara mantenan secara refleks menirukan. Entah darimana ia mengenal lagu itu. Hanya saja ia melafalkan lirik yang salah. Saat ...

Kawal Gerakan 10.000 Sebulan dengan Fintech

Salah satu yang menarik perhatian saya pada Munas Ikapete tahun ini adalah launching Gerakan 10.000 Sebulan. Ini adalah gagasan besar yang melibatkan hal kecil. Barangkali ada yang mencibir kok 10.000? Kenapa tidak 100.00 saja? Itu kan terlalu receh? Biar! Asal tahu saja, roda ekonomi Indofood CBP Tbk. bisa berputar karena peran recehan. Coba kalau Indomie produk mie sejuta ummat yang dimiliki Indofood itu dijual  dengan harga 100.000 per bungkus. Belum satu tahun bisa tutup itu pabrik. Tutup bukan karena ongkos produksinya besar tapi karena jualannya tidak laku. Ibarat mencari ikan, Gerakan 10.000 Sebulan menurut saya adalah menjaring bukan memancing. Harus diakui alumni Tebuireng yang tersebar di seantero dunia ini selain jumlahnya banyak juga berasal dari beragam kelas sosial ekonomi. Mulai dari yang berprofesi sebagai pengusaha, pengacara, sampai sopir truk ekspedisi. Asli, yang terakhir itu salah satu teman satu angkatan saya. Kemampuan ekonomi mereka pun beragam. Mulai d...

Rajabiyah dan Kemeriahannya

  Waktu itu sekitar November 1998. Para santri baru saja kembali dari menikmati liburan caturwulan I di bulan Oktober. Sekembali ke pondok, sebagai santri yang baru mondok empat bulan saya dikejutkan dengan kemeriahan di Tebuireng. Kemeriahan itu bernama Rajabiyah. Sebuah kegiatan yang rutin tiap tahun dihelat oleh para santri secara mandiri. Mereka urunan sendiri, membentuk kepanitiaan sendiri, mengurus segala detailnya sendiri. Setiap komplek di Tebuireng menggelar kegiatan Rajabiyah. Pun dengan Orda (Organisasi Daerah) juga menggelar kegiatan dengan tema yang sama. Kemeriahan Rajabiyah ini persis seperti kemeriahan Agustusan di kampung. Berbagai lomba digelar. Mulai dari lomba ilmiah semacam lomba baca kitab, lomba pidato, lomba adzan, lomba bilal, lomba cerdas cermat, lomba kaligrafi dan semacamnya. Sampai dengan lomba non ilmiah yang bernuansa hiburan seperti balap karung, kepruk kendil, sepak bola, makan krupuk dan lomba aneh-aneh lainnya. Untuk lomba non ilmiah ini nampak ma...